Jakarta, Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah. Bahkan rupiah menyentuh titik terlemahnya sepanjang tahun ini dan sejak Juli 1998 kala Indonesia berkubang dengan krisis moneter (krismon).
Pada Selasa (2/10/2018) pukul 08:43 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.970 di pasar spot. Rupiah melemah 0,44% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Putera Satria Sambijantoro, Kepala Ekonom Bahan Sekuritas, menyatakan depresiasi rupiah sebenarnya agak janggal. Sebab arus modal masih terus masuk ke Indonesia.
Di pasar saham, investor asing membukukan beli bersih Rp 337,9 miliar pada perdagangan kemarin. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah pun turun lumayan tajam, pertanda harga sedang naik akibat tingginya permintaan.
“Biasanya kalau (dolar AS) di level Rp 14.900 memang rawan dimainkan spekulan yang coba menembus level psikologis. Jadi pelemahan ini tidak dipengaruhi oleh fundamental domestik,” tegasnya.
Selepas Rp 14.900, tentunya level psikologis baru tersebut ada di Rp 15.000. Dengan minimnya sentimen positif dari dalam negeri, rupiah kini sepenuhnya menggantungkan nasib kepada intervensi Bank Indonesia (BI).
EmoticonEmoticon